Selasa, 05 Juli 2011

MANAGEMEN ABC (AIRWAY, BREATHING, CIRCULATION)

oleh:imam wahyudi

KEADAAN GAWAT ?
KEADAAN YANG DAPAT MENGANCAM JIwa
KEADAAN YANG MENGGANGGU JALAN NAFAS, NAFAS DAN ATAU SIRKULASI DAPAT MENYEBABKAN KEGAWATAN YANG MENGANCAM JIWA .

PENYEBAB KEGAWATAN
PENYAKIT
PARU, JANTUNG
INFEKSI , DSB.
KECELAKAAN
LALULINTAS
KERJA
BENCANA
LINGKUNGAN
PANAS
DINGIN
KETINGGIAN
KEDALAMAN


APA YANG TERJADI PADA SETIAP KEGAWATAN YANG MENGANCAM JIWA
KEKURANGAN OKSIGEN DIDALAM SEL

BLS atau BHD
Tahapan:
Penilaian awal.
Membebaskan jalan nafas  Airway
Memberi nafas buatan  Breathing
Pijat jantung  Circulation
Tujuan :
Mempertahankan pernafasan dan sirkulasi adekuat sampai kondisi yang menyebabkan henti nafas/henti jantung dapat diatasi

Penilaian awal.
Pasien sadar atau tidak ?
Panggil atau tepuk pundaknya.
Jalan nafas pasien terganggu atau tidak?
Terdengar suara nafas tambahan [ngorok] ?
Terasa udara nafas pasien ?
Terlihat gerak nafas pasien ?
Pasien bernafas atau tidak ?

Pasien buntu jalan nafasnya atau tidak bernafas.

kearsipan

MODUL 4
PEMINDAHAN ARSIP INAKTIF
KB.1 PENYIAPAN SARANA PEMINDAHAN ARSIP INAKTIF
Pemindahan arsip inaktif merupakan kegiatan tahap awal dalam siklus pengelolaan arsip inaktif setelah fasilitas penyimpanan tersedia dalam suatu instansi. Sarana atau alat untuk melaksanakan pemindahan arsip inaktif berupa perangkat linak dan perangkat keras. Perangkat lunak seperti pedoman, aturan atau ketentuan yang dipergunakan sebagai acuan dalam melaksanakan kegiatan pemindahan arsip inaktif. Sedangkan perangkat keras seperti bok arsip, folder dan sebagainya sebagai tempat untuk menyimpan atau menghimpun arsip inaktif.
Ketentuan umum dalam pemindahan arsip inaktif adalah suatu hal yang disepakati secara umum oleh pimpinan dan staf yang berada disetiap unit kerja suatu instansi untuk dipahami dan digunakan sebagai acuan dasar dalam melaksanakan pemindahan arsip inaktif. Ketentuan ini biasanya terdapat dalam manual manajemen kearsipan instansi pada bab yang mengatur tentang penyusutan arsip.
Menurut Patricia E Wallace (1992,94) jadwal retensi arsip (records retention schedule) adalah kesepakatan tertulis antara pencipta, pengguna, dan manajer arsip dinamis untuk menyimpan atau memusnahkan arsip. Pada dasarnya jadwal retensi arsip menetapkan berapa lama setiap jenis arsip ingin digunakan sebagai referensi dalam penyelesaian pekerjaan, berapa lama perlu disimpan untuk referensi inaktif dan kapan arsip bias dimusnahkan.
Formulir dapat berupa lembaran kertas tercetak yang menyediakan ruang atau kolom untuk diisi keterangan, data, transaksi yang dibutuhkan dan disampaikan kepada pihak lain dalam rangka kedinasan, Ada beberapa alas an penting mengapa formulir dipergunakan diantaranya adalah untuk keseragaman dan pembakuan kerja serta mempermudah penertiban prosedur dan tata kerja, termasuk pemindahan arsip inaktif,
Unsur-unsur keterangan DPA dan cara pengisiannya sebagai berikut:
1. Nomor: diisi nomor urut series/jenis arsip
2. Jenis arsip: diisi jenis/series arsip seperti lamaran, kenaikan pangkat, cuti dan sebagainya.
3. Tahun: diisi tahun arsip tercipta.
4. Volume: diisi jumlah arsip seperti 5 folder, 1 boks dan sebagainya.
5. Kondisi: diisi keadaan arsipnya seperti rusak, rapuh, dan sebagainya.
6. Penataan: diisi system penataan arsipnya seperti numeric,subjek, wilayah dan sebagainya.
7. Keterangan: diisi apabila ada hal yang khusus yang perlu diberikan catatan seperti tunjuk silang , lokasi penyimpanan dan sebagainya.
Sarana pemindahan arsip inaktif akan menggunakan bok arsip yang menngunakan yang menjadi standar instansi pada umumnya yaitu mengacu pada Surat Keputusan Kepala Arsip Nasional Republik Indonesia Nomor 11 Tahun 2000 tentang Standar Bok Arsip.
Berita acara pemindahan arsip inaktif dibuat untuk bukti pertanggungjawaban secara sah tentang adanya pemindahan wewenang dan tanggung jawab pengelolaan arsip inaktif dari pimpinan unit kerja ke pimpinan pusat arsip.



KB.2 PROSEDUR PEMINDAHAN ARSIP INAKTIF
Menurut F.X Soejadi, MPA (1990,84) prosedur adalah rangkaian dari suatu tata kerja yang berurut, tahap demi tahap serta jelas menunjukkan jalan atau arus (flow) yang harus ditempuh darimana pekerjaan berasal, kemana diteruskan dan kapan atau dimana selesainya, dalam rangka penyelesaian suatu bidang pekerjaan/tugas.
Tahapan kerja pemindahan arsip inaktif dimulai dari penyeleksian arsip inaktif, pembuatan daftar arsip yang akan dipindahkan, penataan fisik arsip yang akan dipindahkan sampai pada serah terima arsip inaktif dari unit kerja ke Pusat Arsip dengan penandatanganan berita acara pemindahan arsip inaktif.
Seleksi dilakukan di unit kerja/pengolah terhadap seluruh arsip yang tersimpan di sentral file atau pusat penyimpanan arsip aktif. Tahap kegiatan ini dilakukan untuk menentukan apakah arsip yang tersimpan di sentral file ini ada yang sudah menjadi arsip inaktif. Untuk menentukan arsip inaktif ini dilakukan berdasarkan jadwal retensi arsip instansi.
Daftar arsip atau formulir pemindahan arsip inaktif dapat didesain dengan memperhatikan unsure-unsur keterangan yang secara substansi dibutuhkan dan sesuai kondisi manajemen arsip dinamis instansi. Dalam kondisi tertentu pemindahan arsip inaktif langsung menggunakan formulir pemindahan (records transmittal). Sedangkan di Indonesia pada umumnya pemindahan arsip disamping menggunakan formulir berupa daftar pertelaan arsip juga dengan berita acara pemindahan.
Serah terima ini dilakukan dengan menandatangani berita acara pemindahan arsip inaktif rangkap dua. Setelah penandatanganan Berita Acara unit kerja dan Pusat Arsip masing-masing mendokumentasikan Berita Acara Pemindahan Arsip Inaktif tersebut dan Daftar Pertelaan Arsip yang terlampir.
MODUL 5
PEMBENAHAN ARSIP INAKTIF (ARSIP KACAU)
KB.1 SURVEI DAN PENYIAPAN PROPOSAL PEMBENAHAN ARSIP
Pelaksanaan survey memberikan arahan kepada mahasiswa untuk mengumpulkan data arsip suatu instansi yang akan dilakukan pembenahan arsip inaktif. Secara materi yang menjadi objek survey adalah struktur, tugas dan fungsi suatu organisasi, system kearsipan serta arsipnya sendiri. Survei dilakukan di unit-unit kerja instansi dengan menggunakan formulir survei. Akhir kegiatan survei arsip adalah penyusunan proposal pembenahan arsip. Berdasarkan Daftar Ikhtisar Arsip dapat dilakukan pembuatan perkiraan kebutuhan apa yang diperlukan dalam pembenahan arsip inaktif. Kebutuhan-kebutuhan tersebut meliputi : peralatan perlengkapan, biaya, tenaga, dan waktu pembenahannya. Semua perkiraan kebutuhan tersebut diperhitungkan atas dasar volume atau jumlah arsip yang akan menjadi prioritas pembenahan arsip inaktif.
Pengamatan terhadap struktur dan fungsi organisasi disamping untuk mengetahui unit-unit kerja dan fungsi yang masih berlangsung, juga untuk mengetahui sejarah perkembangan organisasi. Dengan memahami sejarah organisasi dapat dilakukan penerapan prinsip asal-usul dalam pengaturan kembali arsip.
Unsur-unsur yang diperlukan dalam formulir survei adalah : Nama instansi, alamat instansi, unit kerja, lokasi, asal arsip, kondisi ruangan, kondisi arsip, media arsip, jumlah arsip, kurun waktu, system penataan, sarana temu balik, pelaksana survei dan tanggal survey.
Kegiatan survei arsip pada intinya adalah melakukan pendataan terhadap non arsip dan arsipnya itu sendiri. Pendataan non arsip adalah untuk mengumpulkan data-data tentang struktur, tugas dan fungsi suatu organisasi. Sedangkan pendataan arsip untuk mengumpulkan data-data tentang arsip instansi.
Berdasarkan kaedah kearsipan dalam memprioritaskan objek kegiatan pembenahan harus mendahulukan pada kondisi arsip yang membutuhkan penanganan segera, misalnya karena arsip tertua atau kurun waktunya paling lama, arsip penting dan sudah kurang terawatt, rusak dan sebagainya.
Sistematika proposal pembenahan arsip dapat disusun sebagai berikut :
• Latar belakang, meliputi: penjelasan tentang pentingnya arsip, dasar hokum kegiatan, dan hal-hal yang menyebabkan perlunya penanganan arsip.
• Tujuan kegiatan, antara lain: menata arsip sehingga dapat memudahkan penemuan kembali dan penyusutan arsip.
• Hasil kegiatan, diantaranya tertatanya fisik dan informasi arsip, terdapatnya Daftar Pertelaan arsip.
• Kegiatan, meliputi: survey arsip, identifikasi arsip,penataan kembali arsip, deskripsi arsip, sampai menghasilkan daftar pertelaan arsip.
• Pelaksana kegiatan, susunan tim pelaksana.
• Biaya.
• Jadwal kegiatan, bias dibuat dalam bentuk matrik.


KB.2 PROSEDUR PEMBENAHAN ARSIP INAKTIF
Arsip tercipta karena adanya kegiatan administrasi dalam rangka pelaksanaan tugas dan fungsi organisasi. Karena itu arsip tidak akan dapat dipahami informasinya secara tunggal dalam konteks pelaksanaan fungsi organisasi tersebut.. Dalam kondisi tidak teratur (kacau) arsip pada umumnya terpisah terpisah atau tercecer satu sama lain, tidak lengkap atau bahkan sulit dikenali informasinya dalam konteks pelaksanaan kegiatan. Untuk kondisi arsip yang demikian pada umumnya masih berfungsi arsip inaktif dan diperlukan kegiatan pembenahan terhadap arsip tersebut.
Prosedur pembenahan arsip memberikan gambaran dalam mempraktekkan pengaturan arsip kacau baik secara fisik maupun informasinya. Pengaturan ini dilakukan untuk mengembalikan susunan arsip sebagaimana dilakukan pada saat digunakan dalam aktifitas administrasi dalam rangka pelaksanaan tugas dan fungsi organisasi. Dalam hal ini mengambil contoh kasus pada Lembaga Pendidikan dan Pelatihan Tenaga Kerja. Pembenahan arsip dilakukan melalui dari kegiatan identifikasi, rekonstruksi, pendeskripsian, penentuan skema pengaturan arsip, pengelompokan dan penomoran definitif kartu deskripsi dan fisik arsip sampai dengan kegiatan penyusunan Daftar Pertelaan Arsip.
Pendeskripsian sebenarnya merupakan kegiatan perekaman informasi setiap series arsip. Perekaman ini secara umum memiliki standar yang didalamnya minimal memuat 6 hal, yaitu: bentuk rekasi, informasi series, tahun series, tingkat keaslian, kondisi fisik, dan jumlah arsip.
Skema pengaturan arsip bisa disusun berdasarkan struktur organisasi, fungsi organisasi atau mengacu klasifikasi arsip sesuai sistem yang berlaku pada masa aktifnya.
Penomoran definitif adalah kegiatan memberi nomor yang pada awalnya pada kartu deskripsi dan kemudian pada fisik arsip setelah dilakukan pengelompokan. Pengelompokan juga dilakukan terhadap dua kartu deskriptif atau lebih yang memiliki satu kesatuan informasi dalam satu series kemudian dibuatkan deskripsi baru. Setelah keseluruhan kartu deskripsi selesai dikelompokkan kemudian diberi nomor definitif sesuai urutan fungsi dalam skema arsip. Penomoran kartu dalam setiap kelompok fungsi memperhatikan urutan kronologis periode arsipnya. Nomor awal adalah nomor untuk arsip yang tertua dan selanjutnya ke yang muda.
Dengan adanya Daftar Pertelaan Arsip maka penyimpanan arsip inaktif dapat dilakukan sekaligus menjadi sarana penemuan kembali dalam rangka layanan arsip inaktif. Melalui Daftar Pertelaan Arsip ini juga bias dilakukan penilaian arsip untuk menentukan langkah-langkah penyusutan lebih lanjut.



MODUL 6

PENATAAN DAN PENYIMPANAN ARSIP INAKTIF

KB.1 SISTEM NOMOR PEMENPATAN ARSIP INAKTIF

Sistem penomoran penempatan (space numbering system) adalah suatu cara yang digunakan untuk menentukan nomor atau kode angka suatu penempatan dimana arsip diletakkan atau disimpan dalam rak arsip suatu Pusat Arsip. Berbagai model atau cara dapat digunakan untuk menentukan letak arsip inaktif yang sudah dimasukkan dalam bok arsip untuk ditata dan disimpan dalam rak arsip.
Instansi Pemerintah maupun swasta yang akan menyelenggarakan suatu Pusat Arsip perlu mengkaji lebih jauh system nomor penempatan arsip inaktif yang akan digunakan. Mary F Robek (1987,371) mengatakan bahwa dalam suatu pusat arsip yang baik, suatu sistem penomoran yang efektif untuk penempatan penyimpanan arsip inaktif adalah penting secara mutlak. Setiap kaki kubik penempatan rak harus memiliki letak yang jelas, sebagaimana setiap berkas ditempatkan dalam sistem pemberkasan yang digunakan pada saat arsip aktif.
Sistem nomor penempatan arsip inaktif menurut Ira A Penn (1992,190) meliputi system nomor penempatan lajur rak ( row space), system nomor penempatan lajur-unit rak (row-unit-space), system nomor penempatan lajur-unit-shelf (row-unit-shelf) dan system nomor penempatan-lajur-unit-shelf ( row-unit-shelf-space).
Lajur rak adalah suatu deretan unit-unit rak arsip yang memanjang sepanjang ruang penyimpanan arsip dengan posisi dua gang yang terdapat dua sisi ujung lajur berdekatan dengan dinding ruang penyimpanan tersebut.
Sistem penempatan lajur adalah suatu system dimana setiap lajur rak diberikan nomor secara berurutan pada sisi gang akhir lajur. Setiap rak dalam lajur dibagi lagi dalam penempatan yang juga diberikan nomor dengan cara berurutan, mulai nomor 01 pada rak pertama dan dilanjutkan sampai penempatan terakhir lajur tersebut.





KB.2 TEKNIK PENATAAN DAN PENYIMPANAN ARSIP INAKTIF

Aplikasi sistem nomor penempatan arsip inaktif pada rak penyimpanan memerlukan teknik penataan dan penyimpanan tertentu. Teknik ini merupakan tata cara penataan dan penyimpanan arsip inaktif pada rak penyimpanan arsip yang dilakukan mulai dari penataan arsip inaktif dalam tempat himpunan arsip dan bok arsip, penentuan nomor penempatan, penataan boks arsip pada rak arsip, serta komputerisasi.

Petunjuk penataan arsip inaktif dalam boks menurut Pusat Arsip Negara New Jersey (Patricia E Wallace,1992:297) sebagai berikut:
a. Arsip harus ditata dalam aturan yang sama seperti pada waktu diberkaskan di unit pencipta. Aturan ini sebagai konsekuensi penerapan kaidah-kaidah kearsipan, khususnya berdasarkan prinsip aturan asli, yaitu arsip ditata kembali sesuai dengan sistem pengaturan pada masa aktifnya.
b. Seluruh arsip dalam setiap boks harus memiliki series arsipyang sama, misalnya arsip yang tersimpan dalam satu bok tersebut hanya memiliki satu kesamaan aktivitas, satu kesamaan urusan atau satu kesamaan jenis.
c. Seluruh arsip dalam bok harus memiliki periode retensi (jangka waktu simpan) yang sama.
d. Penataan fisik arsip dalam satu bok arsip harus menyisakan ruang kira-kira satu inci dalam setiap bok, yaitu untuk memberikan kemudahan penataan baik dalam memasukkan maupun mengeluarkan file ke dalam boks arsip atau sebaliknya.
e. Arsip tidak boleh diletakkan pada bagian atas arsip yang lain dalam bok, tentu untuk menghindarkan dari kerusakan awal terhadap fisik arsip.
f. Berat setiap bok arsip tidak boleh melebihi 35 pound.

Penataan folder yang sudah siap dimasukkan dalam bok arsip dengan memperhatikan susunan sebagai berikut:
a. Apabila urutan folder merupakan bagian dari series arsip maka perlu diperhatikan susunan arsip berdasarkan system yang berlaku pada masa aktifnya, misalnya alphabetik, numerik,dan sebagainya.
b. Apabila setiap nomor series/jenis arsip yang terdiri dari file-file yang belum memiliki identitas sebagaimana dalam system pemberkasan tertentu maka diberikan nomor tambahan setelah nomor series tersebut, misalnya nomor 10 terdiri dari 10.1,10.2,10.3 dan seterusnya.
c. Penataan nomor awal disusun dan diurutkan penempatannya mulai dari posisi belakang ke depan sampai sejumlah nomor berdasarkan kapasitas maksimal isi bok dan ketentuan yang berlaku. Nomor urut yang nampak paling depan adalah nomor urutan terakhir dalam setiap boksnya.

Penentuan nomor penempatan adalah kegiatan memberikan nomor lokasi atau penempatan setiap nomor boks arsip sesuai yang terdaftar pada formulir pemindahan arsip inaktif atau daftar pertelaan arsip inaktif yang dipindahkan.

Komputerisasi penataan arsip inaktif adalah kegiatan pengolahan data atau metadata arsip inaktif dengan menggunakan media komputer untuk dapat diakses dan disediakan untuk menunjang aktivitas manajemen instansi.


(tugas Mujianing)

perekonomian agraris dalam perekonomian maritim jawa tahun 1500-1900

Oleh: Peter Boomgard
Masyarakat yang tinggal di Eropa Barat biasanya membagi perekonomian mereka ke dalam tiga sektor, tanpa adanya keterkaitan satu dengan lainnya. Umumnya mereka membicarakan tentang membedakan sector utama atau sector pertanian dengan petani-petani yang mandiri. Sektor sekunder atau sector industri dengan upah para buruh dan sector tertier dimana masyarakat dapat memperoleh upah (transport dan bangunan) atau penghasilan (kerjaan kantoran). Merujuk pada produktivitas buruh yang lebih tinggi di sector sekunder, jumlah orang-orang yang bekerja di pertanian nenurun. Pertama dalam jumlahnya yang relative kemudian menjadi. angka-angka yang tetap. Pada permulaannya, hal ini membawa peningkatan pada jumlah dan proporsi buruh yang diperkerjakan di indurtri. Setelah beberapa waktu produktivitas bekerja lebih tinggi atau baik dalam sektor pelayanan yang membawa penurunan dalam industri. Pembagian industri dan peningkatan yang cocok dalam proporsi pekerjaan masyarakat di sektor tertier.
Para ahli sejarawan dan ahli ekonomi dari Eropa Barat sama-sama mengetahui produksi pembagian yang jelas di antara sektor dan relasi adalah fenoma yang nyata yang terjadi pada akhir-akhir ini. Sebelum tahun 1900 banyak aktivitas yang dilaksanakan oleh masyarakat yang secara total dipekerjakan di beberapa cabang sektor sekunder dan tertier, yang dijalankan oleh para ahli pertanian. Secara berangsur-angsur peningkatan spesialisasi dan mekanisasi membelah aktivitas tersebut menjadi berlebih-lebihan dan tidak ekonomis.
Industrialisasi, dalam konteksnya dengan konsentrasi pekerja dalam satu tempat dikombinasi dengan mekanisasi, standarisasi, dan penggunaan energi fosil, muncul belakangan untuk negara-negara tropis dan subtropis. Ketika ini datang kemajuannya lambat dan pertanian itu mengalir di arus utama bidang ekonomi untuk waktu yang cukup lama. Fenomena ini membuat bingung para sarjana, satu jalan keluar yang sudah dibicarakan seperti masyarakat agraris atau pertanian. Dengan demikian memindahkan semua fitur-fitur ekonomi agraris pada posisi kepentingan marginal. Selain itu, secara diametri berlawanan posisi untuk melihat pertumbuhan industri yang lambat sebagai hasil dari intervensi kolonial yang dapat dilihat sebagai penyebab dari industrialisasi. Akhirnya ada pilihan dalam perbedaan-perbedaan penjelasan dalam perkembangan dalam dasar syarat-syarat lingkungan yang berbeda. Contohnya perbedaan antara pertanian gandum versus pertanian padi, dengan implikasi yang berbeda untuk skala ekonomi dan sampai sekarang untuk mekanisasi dan akhirnya industrialisasi.

manfaat aktifitas fisik (artikel kesehatan)

pengertian
aktivitas fisik adalah pergerakan anggota tubuh yang menyebabakan pengeluaran tenaga secara sederhana yang sangat penting bagi pemeliharaan fisik, mental dan kualitas hidup yang sehat dan bugar

para ahli mengatakan bahwa total waktu dan setiap kegiatan fisik selama 30 menit kan memelihara kesehatan atau meningkatkan kesehatan. aktivitas fisik tidak harus terlalu berat untuk meningkatkan kesehatan.

lakukan aktivitas fisik secara teratur paling sedikit 30 menit setiap hari agar menyehatkan jantung dan paru-paru serta organ tubuh lainnya. setelah 3 bulan secara teratur akan terasa hasilnya dan perbedaannya

keuntungan aktivitas fisik
1. kesehatan lebih baik
2. levih segar dan bugar
3. bentuk tubuh lebih baik dan seimbang
4. lebih percaya diri
5. berat badan terkontrol
6. otot dan tulang lebih lentur dan kuat
7. merasa lebih bertenaga
8. terhindar dari penyakit.

syarat melakukan aktufitas fisik
1. lakukan 2 jam sesudh atau sebelum makan mulai dengan pemanasan
2. mulai dengan latihan ringan dahulu, apabila sudah terbiasa lakukan dengan freqwensi lebih meningkat

(sumber departement kesehatan RI Pusat Promosi kesehatan)

Senin, 04 Juli 2011

Cara singkat Belajar Tarrot

Arcana Mayor

0 si dungu the fool pilian yang ditawarkan awal suatu fase, lompatan,keyakinan,keterbukaan pada kehidupan
1 pesulap the magician kekuatan kreatif petunjuk,peluang baru, inisiatif kreatif
2 pendeta wanita the high priestess pengaruh tersembunyi pengetahuan esoterik,intuisi,kebijaksanaan
3 kaisar wanita the empress kelimpahan materi fertilitas kelimpahan,fertilita,reseptivitas
4 kaisar pria the emperor kepemimpinan ambisi,otoritas,keberhasilan duniawi
5 paus the hierohant peraturan adat tujuan spiritual,penemuan diri,kebijaksanaan terdalam.
6 kekasih the lovers pilihan diantara dua percintaan pilihan, pengorbanan,ujian hubungan
7 kereta perang the chariot kemenangan atas emosi konflik,perjuangan internal,potensi untuk penyelesaian
8 kekuatan the strength kemenangan kasih atas kebenciann keberanian,kepercayaan diri, sumberdaya yang terpendam
9 pertapa the hermid kebijaksanaan yang ditawarkan kesabaran, kesendirian, refleksi
10 roda keberuntungan the wheel of fortune naik turunya kehidupan,keberuntungan awal dan akir,perubahan keadaan
11 keadilan justice keseimbangan permasalahan hukum keseimbangan, bijaksana,kejujuran
12 orang digantung the hanged man penyerahan diri pada kebijaksanaan tinggi pengorbanan,transisi,transformasi spiritual
13 kematian death perubahan,pembaharuan akir,kelahiran kembali,transformasi
14 kesederhanaan temperance adaptasi,koordinasi kerja sama,kompromi,sikap tidak berlimpahan.
15 setan the devil gangguan, diperbudak materi frustasi penghalang, rintangan, rasa takut
16 menara the tower perubahan ambisi pribadi pergolakan, pembangunan, tatanan baru
17 bintang the star kesehatan, harapan, inspirasi harapan, keberuntunganyang baik, dan kepercayaan pada masa depan akan lebih baik.
18 bulan the moon penipuan, bahaya tak terduga ketidak pastian, fluktuasi,intuisi,ilusi
19 matahari the sun perolehan, kebebasan pernikahan energi,optimisme,kegembiraan,kepercayaan
20 keputusan judgment kebangkitan spiritual pahala,penyelesaian,kehidupan baru
21 dunia the world keberhasilan semua usaha keberhasilan,prestasi,realisasi tujuan.

Arcana Minor
wands=botons=scepters=club tongkat (daun semanggi untuk/cengkeh untuk kartu bridge)
ace as permulaab keberuntungan atau memulai keluarga baru
two dua keberhasilan dalam bisnis
three tiga membangun kemitraan atau memperoleh bantuan
four empat roman,panen,rumah
five lima perjuangan,kompetisi
six enam keberhasilan ,kabar berita
seven tujuh keberanian menghadapi situasi sulit
eight delapan tindakan,perjalanan,pesan segera
nine sembilan kekuatan mengatasi persoalan
ten sepuluh cobaan batin
page pembatu kekasih muda, kurir
knight satria orang muda bergairah,perjalanan laut,datang atau perginya masalah
queen ratu wanita rambut pirang yang cinta rumah dan alam
king raja pria bekeluarga berambut pirang berwibawa atau teman setia.

sword=epees=spades=pedang(jantung hitam untuk kartu bridge)
kartu nama garis besar
ace as kemenangan
two dua kekuatan seimbang,kebimbangan
three tiga kesedihan,perpisahan,
four empat kesunyian,perubahan menuju sesuatu yang lebih baik.
five lima kemanangan yang hampa.
six enam perjalanan laut,kesulitan menghilang.
seven tujuh rencana mungkin gagal.
eight delapan lingkungan yang membatasi,yang menjadi beban.
nine sembilan kesedihan,penderitaan silih berganti.
ten sepuluh kemalangan,kesedihan,keruntuhan.
page pembatu pemuda atau gadis yang aktiv.pesa yang tidak disangka-sangka.
knight satria pemuda yang sangat sopan,cepat bertahan dan bertarung,datang dan perginya suatu masalah.
queen ratu wanita hitam dengan karakter yang kuat,bisa beruntung.
king raja wanita hitam dari kalangan militer atau pegawai negri.

cups=coups=heart=piala (jantung merah untuk kartu bridge)
ace as awal percintaan,kegembiraan,kesuburan.
two dua peristiwa percintaan,persahabatan yang akrab.
three tiga kesehatan,kelimpahan.
four empat ketidak puasan re evaluasi.
five lima penyesalan,tidak suka bersenang-senang.
six enam memori kebahagiaan
seven tujuh kastel diudara,(dilangit)
eight delapan pelepasan situasi terkini.
nine sembilan kesejahteraan materi(kartu harapan)
ten sepuluh kehidupan keluarga bahagia.
page pembatu pemuda atau gadis menawan, sungguh-sungguh,rajin,ramah
knight satria pemuda romantis.dia mengajukan lamaran dan undangan.
queen ratu wanita romantis.istri atau ibu yang baik.
king raja orang yang diandalkan dalam bisnis,hukum,atau agama.

Pentacles=coins=deniers=diamonds=bintang lima(intan atau wajik untuk kartu bridge)
ace as Awal kemakmuran,kesejahteraan
two dua menangani dua situasi sekaligus
three tiga seniman ahli,cakap dalam seni dan ilmu pengetahuan
four empat warisan,terikat erat dengan kepemilikan materi
five lima kesendirian,kehampaan
six enam kedermawanan
seven tujuh jedah selama pertumbuhan
eight delapan kemauan belajar,bakat untuk dikembangkan,datangnya pekerjaan.
nine sembilan rasa puas,rasa kesejahteraan yang dicapai oleh usaha sendiri
ten sepuluh keluarga yang sejahtera dan mapan warisan
page pembatu pemuda atau gadis yang rajin.berita yang menggembirakan
knight satria orang muda berkulit hitam,metodis,sabar,bertanggungjawab
queen ratu wanita berkulit itam,bermata hitam,pandai,bijaksana,royal dengan harta

Rellief

Relief
a. Relief Teratai
- Jaman singosari
Arca dewa pada jaman ini biasanya diapt oleh dua relief pohon teratai yang tumbuh di kanan kiri kaki arca.
- Jaman Majapahit
Pohon teratai tak lagi di ukir dikanan kiri kaki arca namun periuk.
- Penampak teratai
Bunga teratai dalam relief candi berkembang menjadi tiga macam.
1. Putih : Kumuda
2. Merah : Padma
3. Biru : Utpala
Utpala di candi sering digambarkan dengan rangkaian bujur sangkar / belah ketupatdan menutupi bidang dinding bagaikan permadani “suksmoro”
b. Relief Kepala kala / banaspati / raksasa hutan/kala-makara

Kepala kala pada candi Borobudur
- Hiasan tidak dapat dihilangkan jika dihilangkan maka bangunan akan rusak hiasan dapat dilenyapkan tanpa merusak bangunan bentuk umum seorang raksasa yang melotot,hidung lebar dan terdapat taring pada kedua pihak, juga pada kedua pihak terkadang terdapat kuku yang besar dan berkaitang dengan makara, menurut stutterheim makara merupakan gambar buaya yang mukanya rusak. Menurut N.J Krom makara merupakan kepala gajah yang berbadan ikan .
Makara berbadan panjang dan berakir pada kala,yang terletak di atas pintu atau ceruk,relung.hiasan kala makara juga terdapat pada pinyu candi,pada torana atau pada jenjang naik candi.
- di jawa tengah terpajang pada mabang diatas pintu relung, kepala kala dirangkai kan dengan makara menghiasi bagian kanan dan bawah pintu/ relung. Makara ialah mahluk semacam ikan yang mulutnya menganga sedang bibir atasnya melingkar keatas seperti belalai gajah yang diangkat,
- terkadang kepala kala disamarkan menjadi hiasan daun-daun yang menjadi pola utama di dalam ukir-ukiran dan di rangkaikan oleh sulur-sulur yang melingkar menjadi sulur gelung yang di fungsikan sebagai pengisi lajur-lajur yang tegak lurus.
- Banyak pula sulur yang digambarkan keluar dari sebuah jambangan dan melingkar meliku ke kanan dan kekiri yang mengisi bidang-bidang datar.
c. Antefix
Hiasan pada candi yang pada umumnya berbentuk segi tiga.
d. Perhiasan ornamentik
Hiasan yang merupakan perpaduan antara daun-daunan dan bunga-bungaan
e. Hiasan geometri
Hiasan ini berbentuk lingkaran-lingkaran segi-segi dan sebagainya.
f. Spiral
Garis ikal yang juga terbagi dalam dua jenis
1. Ikal biasa
2. Ikal mursal (recalcitrant)

Cerita Pada Candi
1. Relief pada Candi Borobudur.
- Karmawibangga
Menggambarkan perbuatan manusia serta hukuman akibat dari perbuatan yang telah dilakukan oleh manusia it. Relief ini di timbun di dalam kaki candi.
- Lalitawistara
Terletak di tembok lorong utama menceritakan mengenai riwayat budha Gautama sejak lahir sampai dia mendapat Bodi
- Gandawyuha
Menceritakan mengenai usaha Sudana mencari ilmu tertinggi terdapat pada lorong kedua dan seterusnya.
- Jataka
2. Relief pada candi Prambanan
- Ramayana
Relief terdapat pada langkan candi siwa dan diteruskan pada candi brahmana.
- Krisnayana
Terdapat pada candi wisnu.
3. Candi Jago
- Krisnayana
- Parthayajna
- Kunjarakarna
Raksasa yang memperoleh moksa
- Arjuna wiwaha
4. Candi Penataran
- Relief bubuksa dan gagang aking
Relif bubuksa dan gagang aking ini menceritakan tengtang dua orang tokoh bubuksa (berbadan gemuk) dan gagang aking (yang berbadan kurus) yang keduanya sedang melakukan bertapa, namun cara bertapa mereka tidaklah sama bubuksa bertapa dengan jalan makan banyak dan mengambil tempat diatas gunung,sedangkan gagang aking bertapa dengan jalan tidak makan dan tidak minum,berada dibawah gunung. suatu saat untuk menguji ke teguhan mereka dalam pertapa apakah mereka sudah mencapai darma atau belum, ada seorang dewa yang turun ke bumi menyamar sebagai harimau yang kelaparan yang hendak memakan keduanya, disini di ceritakan ketika harimau itu lapar dan hendak memakan gagang aking, gagang aking menjawab bahwa tubhnya tidaklah enak karena dia kurus, maka dia menyarankan kepada harimau lapar itu untuk memakan kawannya bubuksa yang tubuhnmya lebih gemuk. Sehingga harimau itu menemui bubuksa di atas gunung, sesampainya di hadapan bubuksa dan hendak memakan bubuksa bubuksa tidahklah mengelak atau takut untuk dimakan namun dia justru menyerahkan diri kepada harimau untuk di jadikan makanan. Dan dari kejadian iniu akirnya bubuksa mencapai ke nirwana lebih dahuli dari pada gagang aking ini terlihat dari gambar relief yang melihatkan gambar seorang gemuk yang naik harimau dan orang kurus yang hanya memegang ekor harimau menuju ke nirwana.
- Ramayana
- Krisnayana
- Relief sritanjung
- Sang styawan
5. Candi Surowono
- Relief arjuna wiwaha.
6. Candi tigawangi
- Relief sudamala
7. Candi sukuh
- Relief Sudhamala
8. Candi kidal
- Relief Garudeya
9. Candi mendut
- Pada pipi tangga masuk candi cerita jataka
- Ukira hewan di bawah kaki terling candi mendut dstilir menggambarkan cerita jataka,mis burung dengan 2 kepala,buaya dengan kera,singa dengan tikus.


g. Macam tatahan pada Relief
1. Haut Relief/tatahan tinggi/high relief
Tatahan pada dinding yang timbul keluar lebih dari apa yang dipahat atau di ukir.
2. Bas Relief/tatahan rendah/if the figures or design project slightly.
Relif atau tatahan yang menonjol dari setengah relief kebalikan dari haut relief (menonjol kurang dari setegah)
3. Demi relief/tatahan setengah
Relief antara haut relief dan bas relief, tatahan menonjol setengah dari apa yang di lukiskan.(setengah masuk setengah keluar)
4. En crouse-relief/tatahan dalam
Tatahan tidak keluar dari bidang datar (gambar relief tidak timbul pada dinding)
5. A-jour-relief/tatahan tembus
Bidang dinding dipahat sehingga tembus.pelataranya merupakan bidang yang berlubang.(tembus berlubang)
Pembacaan relief
1. Pradaksina
Pembacaan relief memutar searah dengan jarum jam maka relief ini berhubungan dengan dewa yajna biasanya candi yang relief pembacaannya searah dengan jarum jam ini berfungsi sebagai candi pemujaan .
2. Prasawiya
Pembacaan relief memutar berlawanan dengan arah jarum jam candi yang memiliki relief ini biasanya berfungsi sebagai Pitrayajna sebagai pemujaan terhadap leluhur.
Hiasan lain pada candi
Prasasti
Di dalam Hindu kuno Prasasti di gunakan sebagai pengungkapan bahasa percakapan, juga sebagai mantra karena dianggap memiliki kekuatan yang magis. Terkadang prasasti juga menceritakan dan melukiskan keadaan penduduk pada jaman prasasti itu dibuat, juga menceritakan mengenahi bagaimana kekuasaan dan kebesaran raja pada saat prasasti itu di buat.meskipun pada jaman dahulu penduduk desa pada masa kerajaan itu yang dapat membaca dan menulis hanya beberapa orang saja namun hal tersebut tidaklah mengurangi dari fungsi prasasti dibuat, karena prasasti itu didirikan juga agar dibaca oleh orang lain daerah yang mampu membaca palawa, dengan dalih orang lain daerah akan tahu bagaimana kebesaran dan kekuatan raja di daeraj itu, sehingga terjadi mereka jera dan sungkan.
Jenis prasasti
1. Prasasti sebagai Sapata atau kutukan
2. Prasasti sebagai kakawin

mengenal tentang agama Hindu

5. Agama
Pendahuluan:
Kata "agama" yang dipergunakan oleh umat Hindu dalam hidup berketuhanan Yang Maha Esa berasal dari bahasa Sanskerta dari akar kata "gam" yang artinya "pergi" atau "perjalanan". Urat kata "gam" ini mendapat prefix "a" yang berarti "tidak" dan tambahan "a" di belakang yang berarti "sesuatu" atau dapat berfungsi sebagai suffix dalam bahasa Sanskerta guna mengubah kata kerja menjadi kata sifat. Dengan demikian kata agama diartikan "sesuatu yang tidak pergi", tidak berubah atau tetap, langgeng (abadi). Yang tidak pernah berubah- ubah atau kekal abadi itu hanyalah Tuhan beserta ajarannya. Sebagai suatu istilah kemudian kata agama mengandung suatu pengertian aturan- aturan atau ajaran- ajaran yang bersumber dari Tuhan Yang Maha Esa (Sang Hyang Widhi Wasa) diturunkan berupa wahyu (Sruti) melalui para Nabi (Maha Resi) untuk mengatur alam semesta beserta isinya baik dalam kehidupan rohaniah maupun dalam kehidupan jasmaniah.
Jadi pengertian dari agama tersebut ialah sesuatu yang kekal abadi dan suci / sareal berdasarkan kepercayaan dan keyakinan.
Tujuan Dari Agama Hindu
Di dalam kitab suci Weda dijelaskan tujuan agama sebagai tercantum dalam sloka "MOKSARTHAM JAGADHITA YA CA ITI DHARMAH" tujuan agama atau dharma adalah untuk mencapai jagadhita dan moksa. Moksa juga disebut Mukti artinya mencapai kebebasan jiwatman atau juga disebut mencapai kebahagiaan rohani yang langgeng di akhirat. Jagadhita juga disebut bhukti yaitu kemakmuran dan kebahagiaan setiap orang, masyarakat,maupun Negara .

jadi secara garis besar tujuan agama Hindu adalah untuk mengantarkan umatnya dalam mencapai kesejahteraan hidup di dunia ini maupun mencapai moksa yaitu kebahagiaan di akhirat kelak.
Adapun enam aliran pokok untuk mencapai moksa”saddarcna” namun tiga yang pokok yaitu:
Wedanta : (anta=akir, penutup) serba tunggal dan serba Tuhan.
Samkya : yang ada adalah prakarti dan purusa, keduanya kedua-duanya kekal abadi dan menjadi pangkal dari segala ada
Yoga :menghubungkan manusia yang ada dengan yang ada dengan hakikat dengan begitu membawa manusia kearah moksa.
Tingkatan dalam Yoga :
1. Dharana
Memusatkan Fikiran dan perasaan pada satu benda “yantra” untuk tidak lagi menyadari benda lain disamping Yantra.
2. Dhyana
Jiwa telah ada dan tidak terputus dengan Yantra
3. Samadhi
Dari hubungan diatas benda tiada terputus dan lebur menjadi Yantra.
Hindu Sebagai Agama
Istilah Hindu yang dipergunakan sekarang sebagai nama agama pada umumnya tidak dikenal pada jaman klasik. Beratus- ratus tahun sebelum tahun masehi, penganut ajaran kitab suci Weda tumbuh subur dan berkembang pesat dalam masyarakat, sehingga para ahli menyebutkannya dengan nama agama Weda atau Jaman Weda.
Kemudian Hindu dipakai nama dengan mengambil nama tempat di mana agama itu mulai berkembang, yakni di sekitar sungai Sindu atau Indus. Kata Sindu inilah yang kemudian berubah menjadi kata Hindu karena terkena pengaruh hukum metathesis dalam bahasa Sanskerta di mana penggunaan huruf "s" dan "h" dapat ditukar- tukar, misalnya kata "Soma" dapat menjadi kata Homa, kata "Satima" dapat menjadi Hatima, dan sebagainya.

Kata Hindu atau Sindu dalam bahasa Sanskerta adalah tergolong kata benda masculine, yang berarti titik- titik air, sungai, laut, atau samudra. Air melambangkan Amrita yang diartikan air kehidupan yang kekal abadi, dipergunakan dalam upacara- upacara agama Hindu dalam bentuk tirtha (air suci).

Istilah agama dengan istilah dharma mempunyai pengertian yang sulit dibedakan, maka dalam kaitannya dengan nama agama Hindu biasa juga disebut Hindu Dharma, bahkan di India lebih umum nama ini dipakai.


Darma
kata "Dharma" berasal dari bahasa Sanskerta dari akar kata "dhr" (baca: dri) yang artinya menjinjing, memangku, memelihara, mengatur, atau menuntun. Akar kata "dhr" ini kemudian berkembang menjadi kata dharma yang mengandung arti hukum yang mengatur dan memelihara alam semesta beserta segala isinya. Dalam hubungan dengan peredaran alam semesta, kata dharma dapat pula berarti kodrat. Sedangkan dalam kehidupan manusia, dharma dapat berarti ajaran, kewajiban atau peraturan- peraturan suci yang memelihara dan menuntun manusia untuk mencapai kesempurnaan hidup yaitu tingkah laku dan budi pekerti yang luhur.
Pustaka Smrti Santi Parwa 109.11: Artinya:
Dharanad dharma ityahur Kata dharma dikatakan datang dari kata Dharana (yang berarti memangku, menjunjung, atau mengatur).
Dharmena widrtah prajah Dengan dharma semua makhluk diatur



Lima dasar agama Hindu ( Panca Srada)
Panca artinya lima Srada artinya keyakinan yang mendalam.
1. Yakin asanya Brahman :adanya sang pencipta yang menciptakan
2. Yakin adanya Atman/Roh Jiwa :yakin adanya roh atau jiwa bahwa setiap mahluk hidup memiliki atman atau jiwa dan atma itu merupakan percikan kecil dari Brahman
3. Yakin dengan adanya Karmapala :yakin karena adanya hasil perbuatan “dimana kita menanam maka kita juga yang akan menuai hasilnya.
4. Yakin adanya Samsara atau Punarbhawa:meyakini akan kelahiran kembali, bahwa manusia akan terlahir kembali.
5. Yakin dengan adanya moksa :kebebasan kekal abadi bersatunya atman dengan Brahman manusia dengan usahanya mencapai tingkat kesucian batin yang tinggi hingga mencapai moksa, ada moksa yang dicapai semaa hidup Jiwan Mukti,adi moksa moksa yang masih meninggalkan bekas atau jasad, parama moksa moksa yang tidak mencapai bekas sama sekali

Candu sakti
Candu sakti merupakan sifat dasar sang hyang widi wasa ”widi artinya menghadirkan, wasa maha kuasa’ sanh hyang acinta “tak terpikirkan”.
Bagian-bagian Candu sakti:
1. Wibhu Sakti
Artinya tuhan yang maha esa yang berada dimana-mana “wyapi wyapaka”
2. Prabhu sakti
Sang hyang widi wasa merupakan raja di segala dunia, bahkan trikona yang meliputi Utpeti / kelahiran (penciptaan), Sthiti / kehidupan (pemaliharaan), praline / kematian (peleburan)
3. Jnana Sakti
Artinya maha tahu, jadi sang hyang widi wasa maha mengetahui segala sesuatu apapun di alam semesta ini. Adapun kemaha tahuan sang hyang widi wasa ini dalam pustaka suci di sebutkan ada tiga:
a. Dura Darsana : sang hyang widi wasa mmiliki penglihatan yang serba jauh atau serba tembus.
b. Dura Srawana : sang hyang widi wasa memiliki pendengaran serba jauh atau serba tembus.
c. Dura Sarwajnana : sanh hyang widi wasa memiliki pengetahuan serba jauh atau serba tembis.
4. Kriya Sakti
Artinya maha berkarya, sang hyang widi wasa maha berkarya dia terus saja bekerja tidak pernah berti dan hasil pekerjaannya tak pernah ada yang bisa menyamai.

Yadnya
Arti kata Yadnya di ambil dari bahasa sanskreta yang artinya yaj manusia (tindakan pemujaan atau ketaatan).
Tri Manunggaling Yadnya yang artinya tiga unsur dalam pelaksanaan yadnya yang terdiri dari:
1. Orang yangb memimpin upacara yadnya (sulinggih, sang wiku,pendeta,pemangku)
2. Orang yang sesajen (tukang banten, serathi/tapeni yadnya
3. Orang yang melaksanakan Yadnya (sang yaja mana)
Setiap hari selasa biasanya pemeeluk agama hibdu melakuka yajna yang disebut yadnya sesa yaitu setelah memasak makanan dan sebelum menyantap makananagar umat hindu terbebas dari dosa.
Yadnya ini dilaksanakan karena umat hindu ini lahir dengan mem, bawa utang yang di sebut tri Rna, ketiga rasa berutang ini di wujudkan dengan melaksanakan Panca Yadnya:
1. Dewa Rna
Merasa berhutang terhadap sang hyang widi wasa utang dilaksanakan dengan melaksanakan Dewa Yadnya dan Buta Yadnya.
a. Dewa Yadnya
Persembahan suci yang tulus iklas kepada ida sang hyang widi wasa beserta para dewa (Manifestasi tuhan) dewa artinya sinar suci, jadi dewa merupakan perantara manusia dengan sang pencipta yaitu sang hyang widi wasa.
Pelaksanaan yadnya secara Nitya Karma :
1. Yadnya Sesa(banten Saiban / banten Jotan) yadnya atau sesembahan yang di lakukan sehabis masak atau sebelum makan. Tujuannya untuk menyatakan terima kasih kepada Ida sang hyang widi wasa.
2. Sembahyang tri sandhya umat hindu wajib smbahyang tiga kali dalam sehari yaitu Surya Puja yang dilaksanakan pada pagi hari, Rahina puja yang dilaksanakan pada siang hari, dan sore hari atau malam hari yang di sebut dengan Sandhya puja
Pelaksanaan yadnya secara Naitimika Karma :
1. Melaksanakan upacara piodalan di sanggah (merajan0 di pura
2. Memperbaiki dan merawat tempat suci
3. Melaksanakan thirtha yatra,yaitu berkubjung dan sembahyang ke tempat-tempat suci

b. Bhuta Yadnya
Persembahan suci yang tulus iklas kepada Bhuta Kala. Bhuta artinya yang ada (unsure alam semesta) kala artinya energy, buta kala ialah unsure alam dengan kekuatan yang dimiliki.
Pelaksanaan yadnya secara Nitya Karma :
1. Memelihara dan menyayangi hewan peliharaan.
2. Menjaga kebersihan dan kelestarian lingkungan
3. Merawat tanaman
Pelaksanaan yadnya secara Naitimika Karma :
a. Melaksanakan pencaruan (dari tingkat kecil sampai yang besar),misalkan caru eka sata (memakai satu ekor ayam) sampai eka dasa rudra.
b. Membersihkan lingkungan sekitar.

2. Pitra Rna
Rasa berhutang terhadap orang tua atau leluhur, utang ini dilaksanakan dengan Pitra yadnya dan manusia Yadnya.
a. Pitra yadnya
Persembahan yang tulus iklas terhadap leluhur dari sejak manusia meninggal sampai di alam kedewataan Pitra (pitara) artinya bapak atau leluhur. Tujuan untuk mengembalikan roh leluhur ke tempat asalnya. Di samping itu pitra yadnya juga merupakan perawatan yang baik serta memperlakukan Persembahan yang tulus iklas terhadap leluhur dari sejak manusia meninggal sampai di alam kedewataan Pitra (pitara) artinya bapak atau leluhur. Tujuan untuk mengembalikan roh leluhur ke tempat asalnya. Di samping itu pitra yadnya juga merupakan perawatan yang baik serta memperlakukan orang tua dengan kasih saying semasa mereka masih hidup.
Pelaksanaan yadnya secara Nitya Karma :
1. Menuruti nasihat orang tua, merawatnya ketika sait juga menjaga
Pelaksanaan yadnya secara Naitimika Karma :
1. Melaksanakan upacara kematian baik secara di kubur atau di bakar
2. Melaksanakan upacara Ngaben dengan tujuan mempercepat proses pengembalian unsure panca Maha Bhuta ke asalnya.
3. Melaksanakan upacara Nyekah, memukur, meligia (upacara atiwa wedana) dengan tujuan melepas atma dari beleggu badan halus (budi manah, dan ahamkara) sehingga dapat kembali keasalnya.
b. Manusia yadnya
Persembahan terhadap seseorang ketika masih dalam kandungan sampai akir hidupnya. Sebab dalam agama hindu diyakini adanya reinkarnasi dari roh leliuhur jadi hal ini merupakan yadnya terhadap roh leluhur yang terlahir kembali.
Pelaksanaan yadnya secara Naitimika Karma :
1. Melaksanakan upacara bayi dalam kandungan (garbha wedana) unsure memohon keselamatan dan kesucian.
2. Upacara bayi lahir sebagai wujud rasa gembira dan bahagia atas kelahiran kedunia hari peringatan di sebut otonan
3.
3. Rsi Rna
Rasa berutang terhadap Rsi,orang suci (sulinggih) atau para guru ,Persembahan suci terhadap para rsi (penerima wahyu,para pendeta), sulinggih (pemuput yadnya, guru kerohanian) karena adanya mereka kita menjadi tah panca yadnya merupakan cara untuk melksanakan catur marga yoga, yaitu empat cara untuk mendekatkan diri kepada sang hyang widi wasa
a. Bakti Marga Yoga
Dengan jalan menyerahkan diri sepenuhnya kehadapan ida sang hyang widi wasa dengan cara cinta kasih, bakti setulus-tulusnya.
b. Karma Marga Yoga
Dengan jalan berbuat dan bekerja secara sungguh-sungguh dan tidak mengharapkan balas imbalan.
c. Jnana Marga Yoga
Belajar serta mengamalkan ilmu pengetahuan yangb benar dan sungguh-sungguh serta tidak mengharapka imbalan.
d. Raja Marga Yoga
Melakukan tapa (pengekangan) brata (disiplin) yang tekun.
Pelaksanaan yadnya secara Nitya Karma :
1. Mempelajari dan mengamalkan ilmu pengetahuan
2. Hormat dan bakti kepada guru
Pelaksanaan yadnya secara Naitimika Karma :

Tujuan spiritual dari pengamalan Yadnya:
1. Untuk menghubungjkan diri dari sa g hyang widi wasa
2. Untuk mencapai kesucian, membebaskan diri dari dosa, dan mencapai kesempurnaan lair batin
3. Sebagai tanda terimakasih terhadap anugrah yang dilimpahkan.

Disamping 5 macam jenis yadnya yang di sebut panca yadnya itu, kitap agastya parwa juga di jelaskan tentang 5 bentuk yadnya yang di sebut panca maha yadnya.

1. Drwana Yadnya
Yaitu yadnya dengan sarana harta benda (material)
2. Tapa yadnya
Yaitu yadnya dengan sarana tapa
3. Yoga Yadnya
Yaitu yadnya dengan melaksanakan Yoga
4. Swadhyaya yadnya
Yaitu Yadnya dengan mempelajari ajaran suci
5. Jnana Yadnya
Yaitu yadnya dengan ilmu pengetahuan dan kebijaksanaan
Dari segi pelaksanaan yadnya di bedakan menjadi 2:
1. Nitya Karma
Yadnya yag dilaksanakan setiap hari secara rutin dan dalam kuantitas yang lebih kecil tidak memerlukan banyak materi yang terpenting adalah kesungguhan dan keihlasan
2. Naimitika Karma
Pelaksanaan yadnya persembahan suci yang dilakukan pada hari-hari tertentu (berkala misalnya pada hari-hari suci rerahinan,hari besar seperti galungan, kuningan tawur kesanga )piodalan di merajan pura otonan dan ngaben .
Alas an yadnya:
1. Mengucapkan rasa sukur terhadap Tuhan atas limpahan rahmad dan hidayahnya.
2. Memohon kepada tuhan agar terhindar dari bahaya pengaruh jahat dan perbuatan buruk
3. Memohon untuk keselamatan
Penerapan pelaksanaan Yadnya secara Nitya Karma:
Penerapan pelaksanaan Yadnya secara Naitimika Karma:

Kepala Agama
Dalam agama hindu kepala agama harus memiliki persaratan lahir yaitu:
• Mardika
• Mapod
• Gala
• Mapurohita
• Mawinten :
Bagi yang sudah memenuhi persaratan mereka memakai genta bersimbul badjra dan mereka yang memakai genta tersebut disebut pendeta, sedang bagi yang belum memiliki genta maka masih disebut pinandita.
Nama-nama kepala agama hindu dan tugas-tugasnya:
 Brahmana
Orang yang ahli dalam ilmu kamoksaan dan kanirwanan
 Danghyang
Pendeta keturunan Brahmana wangsa ex: Danghyang Drona,Danghyang Krepa,Danghyang Lohgawe.
 Bhagawan/Rsi
Orang telah bersih jiwanya dan telah bebas dari pengaruh keduniawian, serta tajam pandangannya sehingga Waskito (atita,awartamana,anagara).ex Bhagawan/Rsi Wiasa,Rsi Kasyapa.
 Pedanda/Peranda
orang yang ahli dalam weda weda mantram di bali digunakan untuk pendeta pendeta keturunan Brahmana wangsa.
 Mpu
Gelar untuk pendeta-pendeta yang menjadi guru-guru dari raja terutama guru dalam bidang keagamaan.ex:Mpu Kanwa. Mpu Sedah, Mpu Panuluh, Mpu tantular
 Wiku
Orang yang ahli dalam ilmu batin mengutamakan perikemanusiaan dan peri keadilan.
 Sangguru/sangguhu
Pengajar agama pada umumnya dan pemimpin upacara di bali.
 Bhiksu
Pendeta yang manunggal dengan Ida Sang Hyang Widi Wase
 Dukun
Seorang pertapa /pendeta yang menetap di dalam hutan
 Pamangku
Seorang yang bertugas melakukan upacara agama di Pura atau tempat tempat suci lainnya.mereka boleh memakai genta boleh juga tidak tergantung besar kecilnya upacara yang dilakukan.
 Dalang
Seorang yang ahli dalam mempertunjukan wayang dan ahli dalam ilmu batin dan ilmu agma selain itu seorang Dalang juga berhak membuat tirtha panglukatan yaitu air suci yang dapat membersihkan dasa mala lahir batin bagi yang membutuhkan.
 Balian
Orang yang terkemuka dalam masyarakat/ desa yang ahli dalam ilmu batin atau ketuhanan kepadanyalah orang-orang bertanya tentang keagamaan, tata susila kadang-kadang tentang obat-obatan.

Kitab Agama Hindu
Kitab agama Hindu disebut kitab Weda yang diambil dari kata Vid tahu, jadi Weda yang artinya Pengetahuan jadi kitab weda itupun berisi tentang pengetahuan.dalam kitab weda terdapat tiga wedaran,
a. Kitab Weda
Terdiri dari empat himpunan (samhita), empat samhita itu diantaranya:
 Rigweda : berisi 1028 sukta atau syair-syair pujian terhadap dewa-dewa
 Samaweda : sebagian besar berisi syair-syair dari rigweda namun diberi tangga nada untuk dinyanyikan.
 Yajur weda : doa-doa yang digunakan untuk pengantar saji yang disampaikan kepada dewa dengan diiringi dengan pengajian Rigweda dan nyanyian samaweda.
 Atharwaweda :berisi mantra-mantra dan jampi-jampi untuk ilmu gaib, mengusir penyakit dan menghancurkan musuh , mengikat cinta, memperoleh kedudukan dll.(karena sifatnya dianggap rendah maka antharwaweda tidak diakui dalam weda, dan hanya dikenal tiga weda yang disebut trayi weda)
Sedangkan arti nama Sang Hyang Widi Wase yang yang selalu disebut-sebut oleh Pemeluk agama hindu memiliki arti sang maha tahu dan dialah sang maha tunggal.
b. Kitab Brahmana
Berisi mengenai uraian serta keterangan mengenai dan upacara.
c. Kitab Upanishad
Kupasan-kupasan menganai ketuhanan dan makna hidup.

Jaman yang dikupas dalam ajaran Hindu
Panteon Hindu:

Dalam agama Hindu ada dewa tiga utama yang disebut dengan sebutan trimurti, Timurti itu meliputi Dewa brahma, dewa wisnu dan dwa siwa, sedang kan dalam perlambangana disebut Pantheon, tokoh-tokoh penting dalam hubungannya dengan perbuatan arca pengisi candi antara lain:
Brahma
Biasa digambarkan dengan empat muka, empat tangan, dan tata tertutup dalam sikap meditasi, penuh kedamaian.
Dewa brahma merupakan Dewa pencipta yang menciptakan

Wisnu
Wisnu disebut juga dewa pemelihara,Secara fisik wisnu digambarkan dengan empat pasang atau lebih tangannya, satu wajah, dan biasanya duduk di atas punggung garuda. Setiap pasang tangannya membawa benda yang merupakan pasangan satu sama lain.

Ciwa
Penggambaran dari Ciwa padat berbentuk manusia dan lingga. Dalam bentuk manusia digambarkan dengan wajah yang seram, empat tangan, dan simbol-simbol yang melambangkan sifatnya


Durgamahisasuramardini
Biasa digambarkan sedang membunuh Mahisasura, dengan jumlah tangan yang bervariasi, trisula menusuk leher Mahisa. Durga memiliki tiga mata, dada yang membusung, pinggang ramping dan berdiri dalam sikap tribhangga di atas Mahisa.
Merupakan dewi pembunuh raksasa yang dapat penjelma dalam bentuk apapun , menurut naskah Devi Mahatya,di critakan bahwpada suatu ketika diklalahkan oleh asyura dibawah pimpinan mahisasura, para dewa memohon pertolongan pada dewa siwa,dan dewa wisnu untuk mengalahkan para asyura, sehingga kedua dewa tersebut kasihan terhadap ke malangan para dewa,sehingga kedua dewa tersebut marah, dan mulut mereka mengeluarkan lidah api juga keluar pula dari para dewa,dari lidah api yang bergabung dari semua penjuru dan akirnya berkumpul dan membentuk tubuh wanita yamg sangat cantik, siwa memberikan trisulanya, wisnu memberikan cakramnya, baruna memberikan sangka dan pasa,agni memberikan tombak,maruta memberikan panah beserta anak panahnya,indra memberikan fajra dan genta,yama memberikan kamandalu,kala memberikan pedang dan perisai,lautan susu memberikan kalung dan sepasang pakaian yang tak bisa rusak,vivakarma memberikan memberikan kapak dan baju zirah yang tak bisa tembus senjata, himavat memberikan seekor singa untuk wahana, dan kuwera memberikan sebuah mangkuk yang berisi anggurnsedang sesa memberikan kalung ular yang dihiasi permata yang besar.para dewa berhasil mengalahkan mahisa dengan peantara dewi durga dengan jalan dewi durga menginjak lehernya,dari mulut mahisa keluar lah raksasa dan segera di bunuh oleh dewi durga.


Ganeca
Berbentuk manusia berkepala gajah dengan perut yang buncit, bertangan empat dan biasanya duduk dalam sikap uttkutikasana.
Dewa ini lebih dikenal sebagai dewa ilmu pengetahuan, dewa Ganesa merupakan putra dari dewa Siwa dengan Dewi Durga, Dewa Ganecha terlahir dengan muka mirip dengan gajah dan tubuh seperti manusia hal ini terjadi karena dewi durga ketika mengandung dewa Ganesha dia takut dan terkejut ketika melihat wahana dewa brahma yang berupa Gajah abiwata.ganesa seorang dewa berwujud gajah yang memuliki taring terputus, desebabkan ketika dia memimpin tentara Gana untuk melawan raksasa,sebab itu Ganesa di sebut juga ekadanta atau yang bertaring satu.ganesa termasuk dewa penting di Indonesia dalam agama hindu,cerita kelahiran ganesa dalam masa awal kerajaan Kediri abad ke-12 M, pernah di tulis oleh Mpu Dharmajaya dengan judul Smaradhana.

Agatsya
Digambarkan dengan roman muka yang tua dengan kumis dan jenggot yang panjang/lebat, sikap berdiri, perut buncit dan bertangan dua.
Mahakala dan Nandiswara
Keduanya bertindak sebagai penjaga pintu (dwarapala)

Laksmi atau dewi sri
Sakti dari dewa wisnu merupakan dewi kemuliaan kesejahteraan,cahaya,keuntungan.

Dewi saraswati
Sakti dare dewa brahma dewi ini merupakan dri dewi ilmu pengetahuan dan kesenian.


Dikpalakas/astadikpalaka
Adalah dewa-dewa penguasa arah mata angin, yang jumlahnya ada delapan terkadang di lukiskan sebagai pemurah dan pemurka,diantara delapan dewa tersebut yaitu:
- Indra (Selatan)
Sebagai Dewa hujan

- Agni (Tenggara)
Dewa Api
- Yama (Selatan)
Dewa maut, muka menakutkan memegang gadha kadang pedang.

- Nirruti (tenggara)
- Varuna/waruna(Barat)
Dewa laut
- Wayu (barat laut)
Dewa angin

- Kuwera/kubera (utara)
Dewa kekayaan
- Icana.(timur laut)
- Surya (barat Daya)
Dewa Matahari

Selain dewa-dewa diatas dalam agama hindu juga masih mengenal banyak dewa-dewa lainnya dalam ajaran hindun diantaranya:
Dewa Kama yang meliliki pasangan dewi ratih merupakan dewa dan dewi cinta yang dalam kepercayaan ajaran hindu dewa-dewi ini biasanya merasuk dalam jiwa muda-mudi yang sedang jatuh cinta.di lukiskan naik burung nuri memegang gada,kadang pedang juga terkadang panah.

Dewa Kuwera yang sering dikenal juga dengan nama dewa harta dengan cirri membawa kantung harta,cirri kususnya badan tambun,duduk di kelilingi periuk-periuk yang dikelilingipermata,permata keluar dari periuk ,bertangan dua memegang jeruk dan marter (semacan bunatang) jika kuwera bertangan empat makayang dipeganganya, kulit kerang cakra dan tunas bunga teratai. didalam ajaran buda pun juga dikenal dan biaasanya juga dikenal sebagai dewa pemberi anak.
Dewa surya dewa matahari.
Bertanda bunga teratai naik kendaraan yang ditarik oleh tujuh ekor kuda.


Laksana dewa-Dewa agama Hindu
Laksana ialah benda yang sering terlihat pada Arca juga sering disebut sebagai atribut benda yang dipegang oleh dewa-dewa Hindu yang diletakan pada sandaran arca “stela” yang menjadi cirri kusus Dewa penggambaran dewa-Dewa Hindu.

Dewa Cyva
1. Cywa sebagai Mahadewa.
Laksana Arcandrakapala bulan sabit dibawah sebuah tengkorak yang terdapat pada mahkotanya , terdapat mata ketiga pada dahi, upawita beruba Ular naga, terkadang memiliki kepala lima, yang empat menghadap muka sedang yang kelima berada di tengah-tengah,cawat berupa kulit harimau yang dinyatakan dengan terdapat lukisan kepala serta ekor harimau pada kedua pahanya, tangannya berjumlah empat masing-masing memegang camara(penghalau lalat), aksamala, tasbih, kamandalu(kendi, berisi air penghidupan), trisula tombak bermata tiga.tali tanda kasta berupa seekor ular.

2. Cywa sebagai Mahaguru/Maha Yogi.
Laksananya kamandalu dan trisula, trisula terletak disampingnya agak kebelakang,perutnya gendut, berkumis panjang dan berjanggut runcing.sikap berdiri,bertangan dua,hiasan pakaian sederhana,tanda lain,kendi,tasbih,kipas lalat.
3. Cywa sebagai Mahakala.
Rupanya menkutkan seperti raksasa, bersenjatakan Gada.


4. Cywa sebagai Bhairawa.
Cywa sebagai birawa ini bersifat penghukum atau membinasahkan dan menakutkan,mukanya sangat buas mata besar dan melotot gigi menonjol keluar dan rambutnya terurai, tali kasta seekor ular atau rangkaian tengkorak, terkadang juga tali biasa.Berhiaskan rangkaian tengkorak tangan yang satunya memegang mangkuk yang terbuat dari tengkorak dan tangan lainnya memegang pisau trisula, khadga(pedang),paca(tali pencekik leher),seekor ular,tasbih,kipas lalat,pakaianya hanya bercawat. wahananya berupa srigala, sering kali duliskan berdiri di atas bangkai dan lapik dari tengkorak


Dewi Durga
1. Dewi Durga sebagai Durga mahisasura mardini
Umumnya durgamahisasura Digambarkan berdiri diatas seeker lembu yang ia taklukan lembu ini merupakan penjelmaan dari Asyura yang menyerang kayangan dan dibasmi oleh Durga,rambut jatamahkota,sikap berdirinya tribangga,jumlah tangan durga ada 8, 10, 12, masing-masing memegang senjata.Tangan kanan memegang lembu,tangan kiri memegang rambut raksasa pada candi loro jongrang dilukiskan menggeliat.

2. Durga Sebagai Mahakali atau bhairawi
Sebagai istri mahakala Durga menjadi Mahakali. Sebagai istri Bhairawa Durga memiliki nama Bhairawi dengan ciri khas wajah sangat menakutkan dan menmpunyai wahana berupa Singa.tetapi jarang sekali patungnya dibuat hanya pada lukissan-lukisan di hindialah mahakali di apresiasikan dalam lukisan india mahakali sering dilukiskan bertangan empat atau sepuluh buah yang memegang senjata seperti trisula,dll.berdiri diatas dewa siwa yang sedang berbaringg dibawahnya.
Sedang pada arca di Indonesia bhirawi atau mahakali sering di lukiskan dalam arca yang memiliki ciriduduk diatas bangkai,pada tali kastanya tergantung tengkorak-tengkorak bahkan pada kalung lehernya tangannya dua yang satu memegang mangkuk berisi darah,tangan kiri memegang trisula.terkadang pula digambarkan sebagai raksasa memegang golok dan orang yang di jadikan tumbal, matanya melotottaring dan rambut gimbal.


3. Durga Sebagai Mahadewi atau Uma atau Parwati
Bertangan empat kadang-kadang berdiri dan kadang-kadang duduk di atas nandi,kedua tanganya diletakan didepan dengan memegang teratai. Kedua tangan yang dibelakang memegang tasbih dan kipas lalatterkadang satu diantaranya diganti dengan bunga, terkadang pula ular,buku(keropak),trisula kalung tanda kasta tidak pernah ketinggalan namun terkadang hanya berupa kalung.
Ardanari
Ciwa dan saktinya di arcakan dalam satu archa yaitu badan sebelah kanan berwujut sebagai laki-laki dan sebelah kiri sebagai perempuan,pada mahkota terdapat hiasan tengkorak dan bulan sabityang cukup menandakan kesiwaannya, selain itu terdapat empat buah tangan.


Anak siwa
1.Ganesha
Dewa berkepala Gajah yang disembah sebagai dewa ilmu dan penyingkir rintangan.biasanya arca ganesa ini bertangan empat namun terkadang juga dua, tangan belakang memegang kapak (aksamala)tangan depan memegang tempat makan dan putusan taring,belalainya menjulur kebawah kemudian melengkung keatas ketempat makan,sebagai lambing kebijaksanaan dewa tidak henti-hentinya menuntut ilmu.

2.Kartikeya
Dewa ini digambarkan sebagai anak-anak wahana burung merak di dalam pantheon Dewa ini berkedudukan sebagai Dewa perang.


Dewa Wisnu
Laksananya bertangan 4 masing-masing tangannya memegang Gada,Cakra lambing dewa matahari terletak pada tangan kanannya,sedang tangan kiringa memegang cangka , dan apa bila memiliki tangan empat maka di kedua tangan belakang memegang bunga kuncup teratai merah pada tangan kanan dan tangan kiri dibelakang memegang gadha. wahana burung Garuda.apabila musim hujan ia tidur di ular berkepala lima bernama chesa.

Sakti Dewi Laksmi dewi sri
merupaka dewi Bahagia,dewi kemuliaan ,kesejahteraan cahaya keuntungan,laksana bertangan empat tanda penting memegang bunga teratai namun juga dipegang oleh tara, untuk membedakanya, maka dewi tara biasanya memegang bunga teratai bertangkai panjang sedang dewi laksmi memegang bunga teratai bertangkai pendek atau tak bertangkai,tangan empat itu sebelah tangan belakang memegang kopas lalat cemara,tasbih,bulir (buah)hal ini mengingatkan akan dewi sri sebagai ratu padi.


Dewa Brahma
Laksananya berkepala empat yang masing-masing menghadap suatu arah mata angin yang menunjukan pencipta,tangan empat dan dua dibelakang memegang Aksmala dan camara, tangan depan tidak memegang sesuatu,terkadang memegang kuncup padma atau kendi wahana angssa “hamsa”

Dewa Brahma versi india Dewa brahma dan dewi saraswati
Sakti dewi saraswati merupakan dewi kesenian, kecantikan dan ilmu pengetahuan.

Dewa Kuwera
Adalah Dewa kekayaan laksananya duduk diatas karung harta yang dikelilingi oleh periuk-periuk berisi harta perutnya gendud dan tangannya memegang pundi-pundi dari binatang semacam tupai dan tangannya memegang limau.

Sakti Kuwera bernama Hariti yang menggarkan kekayaan biasanya dewi Hariti dipuja oleh orang yang sulit memiliki anak.

Budha
Budha dalam agama hindu juga dikenal pula karena ajaran Buda itupun juga merupakan anak dari agama Hindu, selain itu dari ajaran Hindu Buda lebih dikenal sebagi awatara Dewa Siwa.
Cirri-ciri patung Budha
1. Telinga lebih panjang daripada telinga manusia biasa.
2. Tangan tidak lebih dari dua
3. Terdapan unhisha rambut ikal yang menutup kepala buda dengan arah memutar ke kanan
4. Antara kedua kening terdapat urna, semacam benjolan kecil mirip jerawat diantara kedua kening.ini sebagai bukti kelebihan pandangan tentang segala hal.
5. Pakaian mengenakan pakaian kependetaan terdiri atas tiga helai namun bisanya hanya kelihatan dua helai.
6. Tangan tidak pernah memegang sesuatu namun bersikap tertentu.

Dalam Arca budha lebih dikenal dengan sikap tangan yang disebut Mudra dari sikap tangan tersebut dapat diketahui kedudukan arca tetrtentu dalam suatu candi Budha. Ada tujuh macam sikap tangan yang sebaiknya dapat kita ketahui.
1. Amoghasidhi.
Mudra : Abhaya (jangan takut)
Sikap tangan : Menentramkan.
Terdapat pada arca yang menguasai mata angin utara.
2. Aksobhya.
Mudra : Bhumisparsa (menyentuh Bumi)
Sikap tangan : memanggil bumi sebagai saksi waktu Budha diganggu oleh mara dibawah pohon Bodhi
Terdapat pada arca yang menguasai mata angin timur.
3. Ratna Shambawa
Mudra : Wara (menganugrahkan)
Sikap tangan : memberi anugrah
Terdapat pada arca yang menguasai mata angin selatan.
4. Amithaba ( Budha Sekarang di dunia )
Mudra : Dyana (meditasi)
Sikap tangan : bersemadhi
Terdapat pada arca yang menguasai mata angin barat
5. Witarka (member pelajaran)
Mudra :
Menguasai Zenith
6. Wairocana (penguasa Zenith)
Mudra : Dharmacakra (memutar roda darma)roda darma
Sikap tangan : memutar
Terdapat pada arca wairocana yang tinggal di zenith
7. Jnana (pengetahuan)


Dasa bumi
sepuluh tingkatan yang harus dilakukan oleh seorang bodhisatwa untuk menjadi serorang Budha.
1. Tingkat Pramudhita : kenikmeten,kesenangan.
2. Tingkat Vimala : Bebas dari kekotoran
3. Tingkat Prabari : gilang gemilang
4. Tingkat Arcismati : semangat yang berapi-api
5. Tingkat Sudurjaya : sukar sekali unyuk direbut
6. Tingkat Abimukhi : menunjukan muka kedepan
7. Tingkat Durangama : pergi jauh sekali
8. Tingkat Acala : teguh,kuat
9. Tingkat Sadhumati : kecerdasan yang baik
10. Tingkat Darmamegha : awan dari budha

selain dyani budha juga dikenal juga dikenal pula tokoh-tokoh penting dalam ajaran budha antara lain:
1. Matreya
Dalam agama budha Bodhisatwa selalu digambarkan mengenai pakaian kebesaranya seperti raja laksana untuk awalokitecwara sebuah arca amithaba dimahkotai sebagai padmapani ia memegang sebatang bunga teratai merah ditangannya laksana maitrea sebuah mahkota di Stupa.

2. Tarra
Diantara Tarra yang terkemuka ialah cyama-tarra istri awalokitecwara tangan darmacakra Mudra

3. Awalokiteswara
di cina awalokitecmara dikenal dengan nama dewi guan yin. Di Indonesia awalokitecwara banyak ditemukan dengan cirri tangan ada dua buah, tangan kiri memegang tangkai teratai merah, tangan kanan bermudra wara-mudra. Kadang juga awalokitecwara disebutjuga dengan sebutan padmapani sebab tangan kiri megag terati. Terkaa pula awalotecwera dluskan ertangan 4,6,810, da 12awalokitecwaa yng bertangan delapan disebut juga dengan Amoghapaca.di mahkotanga terdapat arca kecil Dyani Budha Amitabha.

4. Manjusri
Ditandai memegang sebuah buku berwujud keropak yang terletak di bunga biru atau utpala dipegang pada tangkainya.

5. Prajna Paramitha
Prajna paramitha biasanya posisitangan bersikap dharmacakra-Mudra, memegang buku prajna paramitha (ilmu yang amat tinggi) prajnapara mitha dalam agama buda merupakan dewi tertinggi.

6. Archa Dwarapala sebagai penjaga pintu atau gapura
Memiliki ciri wajah yan seram berbadan seperti raksasa membawa gadha biasanya dwarapala ini berada di pintu candi sebagai penjaga pintu masuk agar tidak dima berfungsi untuk mengusir roh jahat, arca dwara pala ini terdapat pada candi Hindu dan budha.


Selain “ Mudra”, dan Laksana ikonografi dalam arca Hindu Budha juga menyajikan mengenai sikap tempat duduk”asana”, sikap berdiri”Sthana”juga wahana”kendaraan Dewa”:
a) Asana sikap duduk antara lain:
i. Paryankasana.
ii. Utkutikasana.
iii. Padmasana.
Sedangkan sebagai tempat duduk diantaranya:
i. Anantasana.
ii. Kurmasanapadsana.
iii. Makarasana.
iv. Simhasana.
b) Wahana merupakan kendaraan yang ditunggangi oleh dewa juga digunakan untuk menolong pengidentivikasian tokoh dewa, misalkan:
i. Nandi : Merupakan wahana dewa Siwa.
ii. Garuda : Merupakan wahana dewa Wisnu.
iii. Gajah airawata: Merupakan wahana dewa Indra.
iv. Kambing : Merupakan wahana dewa Agni.
v. Angsa : Merupakan wahana dewa Brahma.
vi. Kerbau hitam : Merupakan wahana dewa Yama.
c) Sthana atau sthanaka yaitu sikap berdiri Dewa yaitu dapat diketahui adanyasikap berdiri:
i. Samabangga : Berdiri lurus.
ii. Abangga : Berdiri dengan tiga lekukan badan.
iii. Atibhangga : tribangga yang berlebihan,Erotis.

o Sembahyang
a. Kramaning Sembah
Sembahyang dilakukan umat untuk memuja Tuhan. Banyak macam sembahyang, ditinjau dari kapan dilakukannya, dengan cara apa, dengan sarana apa dan di mana serta dengan siapa melakukannya. Kemantapan hati dalam melakukan sembahyang, membantu komunikasi yang lancar dan pemuasan rohani yang tiada terhingga. Kemantapan hati itu hanya dapat kita peroleh apabila kita yakin bahwa cara sembahyang kita memang benar adanya, tahu makna yang terkandung dari setiap langkah dan cara.
Berikut ini adalah pedoman sembahyang yang telah ditetapkan oleh Mahasabha Parisada Hindu Dharma ke VI.
b. Persiapan sembahyang
Persiapan sembahyang meliputi persiapan lahir dan persiapan batin. Persiapan lahir meliputi sikap duduk yang baik, pengaturan nafas dan sikap tangan.
Termasuk dalam persiapan lahir pula ialah sarana penunjang sembahyang seperti pakaian, bunga dan dupa sedangkan persiapan batin ialah ketenangan dan kesucian pikiran. Langkah-langkah persiapan dan sarana-sarana sembahyang adalah sebagai berikut:
c. Urutan-urutan sembah
baik pada waktu sembahyang sendiri ataupun sembahyang bersama yang dipimpin oleh Sulinggih atau seorang Pemangku adalah seperti berikut ini:
Aneka Doa sehari-hari
(jnana-punia semeton Nyoman Gede Suyasa)


Puja Trisandya Terjemahannya
Om bhur bhuvah svah
tat savitur varenyam
bhargo devasya dhimahi
dhiyo yo nah pracodayat Ya Hyang Widhi yang menguasai ketiga dunia ini,
Yang maha suci dan sumber segala kehidupan,
sumber segala cahaya,
semoga limpahkan pada budi nurani kami penerangan sinar cahayaMu yang maha suci.

Om Narayana evedwam sarvam
yad bhutam yac ca bhavyam
niskalanko niranjano
nirvikalpo nirakhyatah
suddho deva eko
narayana na dvitiyo
asti kascit. Ya Hyang Widhi, darimulah segala yang sudah ada dan yang akan ada di alam ini berasal dan kembali nantinya.
Engkau adaIah gaib, tiada berwujud,
di atas segala kebingungan, tak termusnahkan.
Engkau adalah maha cemerlang, maha suci, maha esa dan tiada duanya.

Om tvam siwah tvam mahadevah
Iswarah paramesvarah
brahma visnusca rudrasca
purusah parikirtitah Engkau disebut Siwa, Mahadewa, Iswara, Parameswara, Brahma dan Wisnu dan juga Rudra.
Engkau adalah asal mula dari segala yang ada.
Om papo'ham papakarmaham
papatma papasambhavah
trahi mam pundarikaksa
sabahyabhyantarah sucih Oh Hyang Widhi Wasa, hamba ini papa,
jiwa hamba papa dan kelahiran hambapun papa,
perbuatan hamba papa,
Ya Hyang Widhi, selamatkanlah hamba dari segala kenistaan ini, dapatlah disucikan lahir dan batin hamba.
Om ksamasva mam mahadeva
sarvaprani hitankara
mam moca sarva papebhyah
palayasva sada siva Ampunilah hamba. oh Hyang Widhi, penyelamat segala makhluk.
Lepaskanlah , kiranya hamba dari segala kepapaan ini dan tuntunlah hamba, selamatkan dan lindungilah hamba oh Hyang Widhi Wasa.
Om ksantavyah kayiko dosah
ksantavyo. vaciko mama
ksantavyo manaso dosah
tat pramadat ksamasva mam Oh Hyang Widhi Wasa, ampunilah segala dosa hamba, ampunilah dosa dari ucapan hamba dan
ampunilah pula dosa dari pikiran hamba.
Ampunilah hamba atas segaIa kelalaian hamba itu.
Om Santih, Santih, Santih Om. Semoga damai diketiga dunia.

Aneka Banten
Om Swastyastu,
Kekayaan budaya Bali yang tiada tertandingi di dunia adalah aneka ragam hasil karya untuk menunjukkan cinta, hasrat dan hormat kepada Ida Hyang Widhi Wasa. Hasil karya ini tentu saja memerlukan keahlian, selera keindahan dan pengertian yang mendalam mengenai makna di balik simbol- simbol itu. Demikianlah cara leluhur mengajari orang Bali bagaimana mencintai Tuhan melalui karya indah yang penuh filsafat dan pengabdian. Oleh karena itu menyiapkan sesajen dilakukan bersama- sama lintas generasi. Yang tua mengajari yang muda, mengkritik, memberi saran, memberi nasehat, membimbing dan banyak lagi interaksi sosial dan spiritual yang terjadi dalam kegiatan ini. Indahnya Bali, eloknya budayanya dan kentalnya nuansa keindahan cinta, hormat dan bakti kepada Tuhan, kepada sesama, dan kepada lingkungan alam semesta.
Om Shanti, Shanti, Shanti... Om...
(Kelian Kelir)

1 Banten Upacara Dewa Yadnya
2 Banten Upacara Pitra Yadnya
3 Banten Upacara Manusa Yadnya

4 Banten Upacara Resi Yadnya
5 Banten Upacara Bhuta Yadnya

Mengenal macam istilah dan bentuk bebantenan yang umum.
• Unsur- unsur dasar bahan bebantenan: busung, slepan, ambu, ron, kraras, pis bolong, tirta, bunga, bija, bhasma, dll.
• Jejahitan dan banten: bedogan, canang, ceper, clemik, daksina, lis amuan- amuan, lis gede, penyeneng, peras- tulung- sayut, sampiyan, sangaurip, srobongan, taledan, taledan- pesucian, tamas, tulung, dll
• Bebantenan sederhana, banten pekidih, segehan, dll.
Marilah kita memuja Tuhan, Ida Hyang Widhi WaƧa
Pemujaan kepada Tuhan dapat dilaksanakan dengan banyak cara. Salah satu di antaranya ialah dengan bersembahyang tiap hari. Kita yang beragama Hindu bersembahyang tiga kali sehari, pagi, siang dan malam hari. Sembahyang demikian disebut sembahyang Trisandhya. Mantram yang dipakaipun disebut mantram Trisandhya.
Mantram ini ditulis dalam bahasa Sansekerta, bahasa orang Hindu jaman dahulu. Kita boleh bersembahyang dengan duduk bersila, duduk bersimpuh atau berdiri tegak sesuai dengan tempat yang tersedia. Sikap duduk bersila disebut padmasana. Sikap duduk bersimpuh disebut bajrasana dan yang berdiri disebut padasana.
Setelah sikap badan itu baik, dilanjutkan dengan pranayama. Pranayama artinya mengatur jalannya nafas. Gunanya: untuk menenangkan pikiran dan mendiamkan badan mengikuti jalannya pikiran, bila pikiran dan badan sudah tenang maka barulah mulai bersembahyang.
Sikap tangan waktu bersernbahyang disebut sikap amusti. Mata memandang ujung hidung dan pikiran ditujukan kepada Sanghyang Widhi. Dalam keadaan seperti itu, sabda, bayu, idep harus dalam keadaan seimbang.
Sebelum mengucapkan mantram, kedua tangan kita bersihkan dengan mantram demikian:
Tangan kanan:
Om suddha mam svaha Om bersihkanlah hamba

Tangan kiri:
Mantranya Artinya
Om ati suddha mam svaha Om lebih bersihkanlah hamba







Mantram Trisandhya
Mantranya Artinya

Om bhur bhuvah svah
tat savitur varenyam
bhargo devasya dhimahi
dhiyo yo nah pracodayat Om adalah bhur bhuvah svah
Kita memusatkan pikiran pada kecemerlangan dan kemuliaan Sanghyang Widhi, Semoga Ia berikan semangat pikiran kita
Om Narayana evedwam sarvam
yad bhutam yac ca bhavyam
niskalanko niranjano
nirvikalpo nirakhyatah
suddho deva eko
narayana na dvitiyo
asti kascit. Om Narayana adalah semua ini apa yang telah ada dan apa yang akan ada, bebas dari noda, bebas dari kotoran, bebas dari perubahan tak dapat digambarkan, sucilah dewa narayana, Ia hanya satu tidak ada yang kedua

Om tvam siwah tvam mahadevah
Iswarah paramesvarah
brahma visnusca rudrasca
purusah parikirtitah bebas dari perubahan tak dapat digambarkan, sucilah dewa narayana, Ia hanya satu tidak ada yang kedu
Om papo'ham papakarmaham
papatma papasambhavah
trahi mam pundarikaksa
sabahyabhyantarah sucih Om hamba ini papa, perbuatan hamba papa, diri hamba papa, kelahiran hamba papa, lindungilah hamba Sanghyang Widhi, sucikanlan jiwa dan raga hamba
Om ksamasva mam mahadeva
sarvaprani hitankara
mam moca sarva papebhyah
palayasva sada siva Om ampunilah hamba Sanghyang Widhi, yang memberikan keselamatan kepada semua makhluk, bebaskanlah hamba dari segala dosa, lindungilah oh Sang Hyang Widhi
Om ksantavyah kayiko dosah
ksantavyo. vaciko mama
ksantavyo manaso dosah
tat pramadat ksamasva mam Om. damai. damai, damai, Om.

Om Santih, Santih, Santih Om. Om. damai. damai, damai, Om.

ANEKA GEGURITAN
KIDUNG DEWA YADNYA
1. Kawitan Warga Sari - Pendahuluan sembahyang
1. Purwakaning angripta rumning wana ukir.
Kahadang labuh. Kartika penedenging sari.
Angayon tangguli ketur. Angringring jangga mure.
Sukania harja winangun winarne sari.
Rumrumning puspa priyaka, ingoling tangi.
Sampun ing riris sumar. Umungguing srengganing rejeng
2. Pangayat - Menghaturkan sajen
Kidung Warga Sari
1. Ida Ratu saking luhur. Kawula nunas lugrane.
Mangda sampun titiang tanwruh. Mengayat Bhatara mangkin.
Titiang ngaturang pajati. Canang suci lan daksina.
Sami sampun puput. Pratingkahing saji.
2. Asep menyan majagau. Cendana nuhur dewane,
Mangda Ida gelis rawuh. Mijil saking luhuring langit.
Sampun madabdaban sami. Maring giri meru reko.
Ancangan sadulur, sami pada ngiring.
3. Bhatarane saking luhur. Nggagana diambarane.
Panganggene abra murub. Parekan sami mangiring.
Widyadara-widyadari, pada madudon-dudonan,
Prabhawa kumetug. Angliwer ring langit.
3. Pangayat - Menghaturkan sajen
Kidung Warga Sari
1. Ida Ratu saking luhur. Kawula nunas lugrane.
Mangda sampun titiang tanwruh. Mengayat Bhatara mangkin.
Titiang ngaturang pajati. Canang suci lan daksina.
Sami sampun puput. Pratingkahing saji.
2. Asep menyan majagau. Cendana nuhur dewane,
Mangda Ida gelis rawuh. Mijil saking luhuring langit.
Sampun madabdaban sami. Maring giri meru reko.
Ancangan sadulur, sami pada ngiring.
3. Bhatarane saking luhur. Nggagana diambarane.
Panganggene abra murub. Parekan sami mangiring.
Widyadara-widyadari, pada madudon-dudonan,
Prabhawa kumetug. Angliwer ring langit.
4. Pamuspan - Sembahyang
Merdu - Komala
1. Ong sembah ning anatha. Tinghalana de Triloka sarana.
Wahya dyatmika sembahing hulun ijeng ta tan hana waneh.
Sang lwir agni sakeng tahen kadi minyak sakeng dadhi kita.
Sang saksat metu yan hana wwang hamuter tutur pinahayu.
2. Wyapi-wyapaka sarining paramatatwa durlabha kita.
Icantang hana tan hana ganal alit lawan hala-hayu.
Utpatti sthiti lina ning dadi kita ta karananika.
Sang sangkan paraning sarat sakala-niskalatmaka kita.
3. Sasi wimbha haneng: ghata mesi banyu.
Ndan asing suci nirmala mesi wulan.
lwa mangkana rakwa kiteng kadadin.
Ring angambeki yoga kiteng sakala.
4. Katemun ta mareka sitan katemu.
Kahidepta mareka si tankahidep.
Kawenang ta mareka si tan ka wenang.
Paramartha Siwatwa nira warana.
5. Nunas tirtha - Mohon tirtha
1. Turun tirtha saking luhur. nenyiratang pemangkune.
Mekalangan muncrat mumbul. Mapan tirtha mrtajati.
Paican Bhatara sami, panglukatan dasa-mala.
Sami pada lebur. Malane ring gumi.
KIDUNG MANUSA YADNYA (PERKAWINAN)
1. Kawitan Tantri - Pendahuluan.
1. Wuwusan Bhupati. Ring Patali nagantun.
Subaga wirya siniwi. Kajrihin sang para ratu.
Salwaning jambu warsadi. Prasama hatur kembang tahon.
2. Tuhu tan keneng api. Pratapa sang prabu Kesyani ruktyeng sadnyari.
Sawyakti Hyang Hari Wisnu. Nitya ngde ulaping ari.
Sri dhara patra sang katong.
3. Wetning raja wibawa, mas manik penuh.
Makinda yutan ring bahudanda. Sri Narendra, Sri Singapati,
Ujaring Empu Bhagawanta. Ridenira panca-nana.
Bratang penacasyan.
Hatur Hyang Dharma nurageng bhuh.
4. Kadi kreta yuga swapurneng nagantun Kakwehan sang yati.
Sampun saman jayendrya. Weda Tatwa wit. Katinen de Sri Narendra.
Nityasa ngruci tutur. Tan kasareng. wiku apunggung wyara brantadnya ajugul.

2. Demung Sawit (bawak, dawa)
1. Tuhu atut bhiseka Nrapati. Sri Eswaryadala.
Dala kusuma patra nglung,
Eswarya raja laksmi.
Sang kulahamenuhi rajya.
Kwening bala diwarga.
Mukya sira.
Kryana patih Sangniti Bandeswarya patrarum.
2. Nityasa angulih- ulih amrih sutrepting nagara,
lan sang paradimantriya.
Tuhu widagda ngelus bhumi.
Susandi tinut rasaning aji,
Kutara manawa.
Mwang sastra sarodrsti.
Matangyan tan hanang baya kewuh.
3. Pirang warsa Sri Nrapati Swaryadala.
Tusta ngering sana.
Kaladiwara hayu.
Sri narapati.
Lagya gugulingan ring taman.
Ring yaca ngurddha angunggul.
Yayamireng tawang.
Tinum pyata tinukir.
Kamala kinanda-kada.
Langu inipacareng santun.
Mangamyat kalangenikang nagara.
Tisoba awiyar.
Indra bhuwana nurun,
Kweh tang pakwana titip.
Pada kabhi nawa.
Dening sarwendah linuhung.
Liwar sukanikang wong.
Anamtami kapti.
Arumpuka sari sama angrangsuk bhusana aneka marum.
KIDUNG PITRA YADNYA
1. Nedunang layon pacang nyiramang
Menurunkan Jenazah untuk dimandikan

Cewana - Girisa
1. Ata sedengira mantuk sang suralaga ringayun.
Tucapa aji wiratan. Karyasa nagisi weka.
Pinahajongira laywan sang putra mala piniwa.
Pada litu hajenganwam. Lwir kandarpa pina telu.
2. Lalu laranira nasa sambat putranira pejah.
Lakibi sira sumengkem ring putra luru kinusa.
Ginamelira ginanti kang laywan lagi ginugah.
Inutusira masabda kapwa ajara bibi aji.
2. Nyiramang layon - Memandikan Jenazah.

Bala - ugu.
1. Bala ugu dina melah, manuju tanggal sasih.
Pan Brayut panamaya. Asisig adyus akramas.
Sinalinan wastra petak. Mamusti madayang batis.
Sampun puput maprayoga, tan swe ngemasin-mati.
2. Ikang layon ginosongan, ne istri tuhu satya, de pamayun matingkah.
Eteh eteh sang paratra. Toya hening pabresihan.
Misi ganda burat-wangi. Lengise pudak sategal.
Sumar ganda mrbuk arum.
3. Pusuh menuhe uttama. Malem sampun macawisan.
Tekening edon intaran. Bebek wangi lengis kapur.
Monmon mirah windusara. Waja meka panca datu.
Don tuwung sampun masembar. Sikapa kalawan taluh.
4. Buku-buku panyosalasan. Pagamelane salaka.
Kawangene panyelawean. Gegalenge satak-seket.
Sampun puput pabersihan. Winiletang dening kasa.
Tikeh halus wijil jawa. Lante maulat panyalin.

3. Mamarga ka setra - Pergi ke Kuburan

Indra - wangsa
1. Mamwit narendratmaja ring tapowana.
Manganjali ryagraning indra parwata.
Tan wis mrti sangka nikang hayun teka.
Swabhawa sang sajana rakwa mangkana.
2. Mangkat dateng toliha rum wulat nira.
Sinambaying camara sangkaring geger.
Panawanging mrak panangisnikungalas.
Erang tininggal masaput-saput hima.
3. Lunghang lengit lampahira ngawe tana.
Lawan Sang Erawana bajranaryama.
Tan warnanen decanikang katungkulan.
Apan leyep muksa sahinganing mulat.

4. Ngeseng Sawa - Memperabukan Jenazah.
1. Sang atapa sakti bhakti, astiti purwa sangkara.
Yan mati maurip malih. Wisesa sireng bhuwana.
Putih timur abang wetan. Rahina tatas apadang.
Titisning jaya kamantyan. Mapageh ta samadinira.
2. Nghulun angadeg ring natar. Kamajaya cintanya.
Sang atunggu parawean. Mawungu pakarab-karab.
Ilangani dasa-mala, amrtang gangga asuci.
Pamunggal rwaning wandira. Pinaka len prehanira.
3. Yan sampun sira araup. Isinikang kundi manik.
Anut marga kita mulih. Yan sira teka ring umah.
Tutugaken samadinta. Sapangruwat sariranta.
Isenikang pangasepan. Kunda kumutug samiddanya.
4. Wewangen dadi tembaga. Rurube kang dadi emas.
Arenge kang dadi wesi, Awune kang dadi selaka.
Kukuse kang dadi mega. Yeh iku manadi ujan.
Tumiba ring Mrecapada. Yeh iku dadi amretta.
5. Rikala ngayut - Buang abu ke laut.
1. Ring wetan hana telaga. Rikata hulun adyusa.
Asalin raja bhusana. Anglebur awak tan porat.
Hilanganing dasa mala. Sebel kandel ring sarira.
Sakwehing malapataka. kalebura ring tanane.
2. Ring kidul hana talaga. Rikata hulun adyusa.
Asalin raja bhusana. Anglebur awak tan porat.
Hilanganing dasa mala. Sebel kandel ring sanra.
Sakwehing malapetaka. kalebura ring tanane.
3. Ring kulon hana talaga. Rikata hulun adyusa.
Asalin raja bhusana. Anglebur awak tan porat.
Hilanganing dasa mala. Sebel kandel ring sanra.
Sakwehing malapetaka. kalebura ring tanane.
4. Ring lor hana talaga. Rikata hulun adyusa.
Asalin raja bhusana. Anglebur awak tan porat.
Hilanganing dasa mala. Sebel kandel ring sanra.
Sakwehing malapetaka. kalebura ring tanane.
5. Ring madya hana talaga. Rikata hulun adyusa.
Asalin raja bhusana. Anglebur awak tan porat.
Hilanganing dasa mala. Sebel kandel ring sanra.
Sakwehing malapetaka. kalebura ring tanane.
Sampun ta sira abresih, anambut raja bhusana.
Binurating sarwa sari. Mrebuk arum gandaning wang.
Matur sira ring Hyang Guru. Sinung wara nugraha sira.
Keasunganing mandi swara. Paripurna tur nyewana.